Rabu, 31 Desember 2014

Filled Under: , ,

Masakan Jepang Ini Recomended

16.54

Beberapa waktu yang lalu saya bersama teman-teman jalan-jalan di salah satu mal yang berkonsep outdoor, mal the breeze namanya.  Malnya asik kalau buat kongkow. tenant-tenantnya juga unik dan terkesan eksklusif. Salah satunya tenant yang menyediakan makanan jepang,  yakni Ootoya Japanese Restaurant.

Sebelum masuk, saya sempat berfikir kalau makanan semacam sushi dan kawan-kawannya di ootoya harganya pasti mahal-mahal, walaupun isi dompet saya cukup untuk membayar tapi saya yakin dihari berikutnya saya tak bisa makan apa-apa, tapi apalah daya orang saya hanya diajak makan, dimana hukum alamnya “barang siapa yang ngajak makan dia yang bayarin”. Jadi, masuk ke ootoya cuma bawa badan dan perut lapar.



Pertama kali masuk ke restonya mata saya langsung nyaman memandang setiap sudut ruangan. Sangat jepang sekali. Perpaduan sedemikian rupa dari warna coklat, hitam dan putih tampak menyederhanakan ruangan tapi tidak meninggalkan kesan mewah karena kebersihan seisi resto. Jepang juga identik dengan susunan ruangannya (entah rumah mereka atau kedai sushi) yang rapi dan simple, keidentikan ini ada di setiap sudut dan penataan meja kursi Ootoya.

Perut sudah lapar, rasanya pengen cepat-cepat ngerasain sushi dan kawan-kawannya. Kata temen saya yang sering kesini (lebih tepatnya yang ngajak makan) semua masakan di Ootoya, mulai dari cara pengolahan ikan salmonnya sampai saos, miso shiru dan wasabi, asli jepang banget. Entahlah, asli jepang banget itu seperti apa, karena jangankan lidah, badan saya aja belum pernah masuk ke resto-resto di negara jepang sana. Tapi kalau makan sushi mainstream macam di food court – food court gitu pernah sih.

Oleh pelayan, kami disodorkan buku menu makanan dan minuman. dibuku menunya terpampang jelas dan detail gambar-gambar makanan semacam Miso Chicken Katsu, Seafood Kimuchi Nabe, Salmon Mizorean, dan sushi yang bikin lidah jadi kemecher.

Karena saya jadi bingung, saya memesan minuman terlebih dahulu, apalagi kalau bukan green teanya jepang yang terkenal itu. Sembari menunggu tehnya datang, saya memilih makanannya lagi, tak satupun nama makanan yang saya kenali kecuali nama diatas yang saya sebutkan tadi (itu aja saya tahu setelah lihat di buku menunya. Haha), paling cuma sushi yang saya kenal, udah.

Karena sushi adalah kata pertama yang muncul di otak saya saat pertama kali disodorkan buku menu makanannya, maka saya coba cari-cari sushi di buku menunya. Dan ketemulah satu sushi yang bikin lidah saya penasaran, yakni Aburi Salmon Roll.

Sekarang tinggal makanan besarnya. Tanpa babibu saya menunjuk satu nama masakan jepang, Yakni Hokke.

Green tea.




Tidak seperti green tea sasetan, green tea ootoya rasanya segar dan sepet tapi tidak berlebihan. Aromanya tidak wangi semerbak seperti halnya teh-teh di Indonesia. Tapi entah kenapa saya justru ketagihan.  


Green tea
Walaupun teh nya cuma sedikit, jangan sungkan-sungkan untuk segera menghabiskan karena pelanggan sangat diperbolehkan menambah tehnya.

Sushi Aburi Salmon Roll.


Dalam satu porsi terdapat 6 sushi, warnanya sangat menarik. Irisan tipis salmon merah muda membaluti nasinya, dan didalam nasinya terdapat berbagai isi layaknya sushi-sushi jepang, tapi jangan salah, ada salah satu isi sushi yang menarik untuk diketahui, yakni telur salmon yang berwarna orange, coba lihat baik-baik gambar diatas.

Aburi Salmon Roll dan Wasabi (warna hijau pucat)


Telur salmonnya enak. Di lidah itu seperti ada krenyel-krenyel dan jika telurnya pecah maka ada rasa sensasi chaos yang bikin ketagihan.

Jangan takut kuatir amis, karena sushi di ootoya sudah diolah sedemikian rupa. Kalau memang belum yakin, coba makan sushinya dengan kecap asin yang sudah disediakan. Tapi jangan banyak-banyak, kecap asinnya sangat-sangat asin lho, suwer. Daaan, kalau mau bikin shock terapi lidah dan seisi mulut termasuk rongga hidungnya, cobalah sesekali taburi sushinya dengan Wasabi. Kalau di jepang, wasabi itu sambalnya, terbuat dari  tanaman wasabi asli jepang dari jenis kubis-kubisan, dia punya ciri khas  rasa yang menyengat. saya saranin jangan banyak-banyak kalau tidak mau lidah seperti bolong, hidungnya sengir, dan keluar air dari mata. Tapi jujur, wasabi bikin ketagihan!

Hokke


Ketika satu paket hokke datang tepat didepan mata, ikan hokke bakarnya sudah ngawe-ngawe ingin lekas dicabik-cabik dan dimasukkan ke dalam mulut. Tekstur Ikan hokke ini lembut di lidah, gurih dan memiliki kelembapan yang tepat.

Hokke

Miso shiru

Selain hokke ada beberapa makanan lainnya dalam satu paket hokke, seperti miso shiru, yakni sop miso yang didalamnya ada sayuran dan tahu, saya saranin sop ini dimakan terlebih dulu selagi hangat, karena kalau sudah dingin jelas kurang sedap. Ada juga, acar lobak. Kalau saya sendiri acar lobaknya tidak terlalu suka.

Over all, masakan jepang sangat berbeda sekali dengan masakan Indonesia. Masakan jepang itu simpel alias tidak banyak bumbu. Atau kalau boleh saya bilang, ikan digarami saja sudah enak dimakan bukan karena ‘prihatin’ tapi memang kuliner disana tidak ribet.

‘tresno jalaran saka kulino’, cinta datang karena terbiasa. Kemungkinan besar saya ingin nyoba-nyoba lagi makanan khas jepang lainnya biar lidah ini terbiasa masakan jepang dan mencintainya. Apalagi makanan di ootoya, benar kata temanku, resto yang berdiri sejak 1958 ini sangat menjaga kualitas dan keontetikan masakan jepang.

Green tea: Rp. 11
Aburi Salmon Roll: Rp. 79
Hokke: Rp. 163

Alamat: The Breeze – BSD City, Tangerang, Indonesia
Buka: Setiap hari, selama mallnya belum ditutup
RSVP: The Breeze – BSD City: +62.21.5038.5566
Website: http://ootoya.com
Facebook: Ootoya Indonesia








12 komentar:

  1. ISH! Aku jadi kepengen makan sushi tau! Tanggung jawab kamuh!

    BalasHapus
    Balasan
    1. alhamdulillah, downline an ku nambah :)) ;D

      Hapus
  2. Mantap sekali hokkenya, gede banget, puas kayanya makan hokkenya , salam kenal

    BalasHapus
    Balasan
    1. yang gede yang mantap :v
      salam kenal juga mas :)

      Hapus
  3. Tapi, kak! Setauku green tea yg asli justru yg sepet kak. Kalau kurang sepet berarti airnya kebanyakan :P IMHO^^

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mungkin memang disana sengaja tdk di-sepet-in, alias dibanyakin airnya, haha.
      Kalo soal asli gaknya, sekelas ootoya bisa diandalkan keasliannya. Makasih kak udah mampir :)

      Hapus
  4. Ya ampun baru pertama kali main kesini dan udah sukses dibikin mupeng. T.T
    Salam kenal ya. \:D/

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahaha apalagi saya mba :)
      suwun, udah mampir :)

      Hapus
  5. Engga cuma perempuannya ya, makanan jepang juga menggoda hahaha

    BalasHapus
  6. Ini ada label 'Halal' MUI po ra, Mas?
    Bumbunya biasanya kan khas ada campuran sake atau sortening.

    @nuzululpunya

    BalasHapus
    Balasan
    1. kalau ootoya di indonesia insyaallah halal mas, soal label saya gak nemu di piring apa di tembok2nya hehehe
      hokke sama sushinya gak banyak bumbu soalnya.. :D

      Hapus