Senin, 11 Maret 2013

Filled Under:

“Mak, Mbojo!” (Magelang-Boyolali-Jogja) Part I

11.24

Woi jangan salah artiin judulnya woi! (MBOJO = Magelang- BOyolali- JOgja) Heuheu.

Dalam postingan ini saya bukan mau cerita tentang aksi demo saya ke Ibu saya gegara pengen nikah atau aksi bakar kantor KUA gegara bayar nikah mahal, bukan itu!

Tapi saya mau bercerita trip 4 hari saya saat pulang kampung, yaitu mengunjungi 3 kota (magelang-boyolali-jogja). Okeh, langsung kecerita aja ya, daripada nunggu di toko bangunan, lamak.

***

Biasanya saya satu tahun sekali baru pulang ke kampung halaman tapi karena ada acara pernikahan sodara maka tahun 2011 lalu saya bisa pulang kampung sebanyak 2 kali.

Sudah kebiasaan saya sebelum pulang kampung adalah kota mana saja yang akan saya singgahi selain dari kota Magelang dimana kota ini adalah kota kelahiranku, kota kecil sekaligus menjadi kota ikon Indonesia karena terdapat candi terbesar didunia, candi Borobudur.

Trip pulang kampung saat itu gak begitu lama, kurang lebih hanya 4 hari. Plan kota yang saya kunjungi adalah Magelang – Boyolali – Jogja.

Magelang…

Hari rabu saya minta ijin ke kantor untuk masuk setengah hari saja dan untungnya langsung diperbolehkan, maka sekitar pukul 3 sore saya langsung ke terminal lebak bulus, memesan tiket dan langsung berangkat. Saya memesan bus sinar jaya yang harganya murah, dibawah 80 ribu. Berangkat jam lima dan sampai di Purworejo pukul 05:00 kurang lebihnya, naik bus ¼ Maratama kalau gak salah waktu itu masih 6000 ribu. Pagi jam tujuh sudah sampai dirumah.

Tanpa babibu saya langsung mandi karena saya udah gak tahan sama gas diperut dan rasa pusing dikepala, iya, saya mabuk dataran eh daratan. Sebelum berangkat dilebak bulus saya memang udah kawatir nanti bakal mabuk karena bus nya ekonomi alias gak ber-ac, walaupun saya orang ndeso tapi nyatanya saya lebih nyaman naik bus ber-ac (gayane puoool…silakan timpukin saya pakek batu bata). Setelah mandi saya sarapan dan langsung pagi itu juga berangkat kondangan ke resepsian saudara saya. Sebenernya saya capek…


Rasa capek itu terbayar, terbayar oleh pemandangan kecamatan Kajoran, Magelang yang menyejukkan. Walaupun saya sendiri orang sini tapi saya justru belum pernah melihat daerah ini, daerah tempat saudara saya menikah. Selain  pemandangan dan orang-orangnya yang ramah di kajoran atas udaranya dingin pakek banget siang jam 2 kayak baru jam 6 pagi disana, hemmm…..



Sore saya pulang kerumah dan baru bisa merasakan nikmatnya menapakkan kaki dirumah sendiri, sendiri? Maksudnya rumahnya orang tua saya. Kenangan masa kecil sebelum ke Tangerang kadang terbayang begitu saja didepan mata apalagi saat melihat simbah saya duduk dikursi sambil melamun mengingatkan saya dulu sering dimarahin, disayang dan digendong simbah. :’(

Seperti biasa sanak-saudara datang dan ramai dirumah, suasana hangat dan membuat saya ingin menginap berhari-hari dikampung. Saya bilang ke simbah saya, bahwa saya hanya semalam di Magelang, simbah saya sedih begitupun raut wajah kakak saya yang … yah, saat itu sebenernya juga pengen ngobrol ngalur ngidul sama kakak saya, mengingat kaka saya adalah sang kakak yang sayang sama adiknya jaman masih di jogja dulu (kerja), sering bantuin saya cari kerja dan pernah saat itu saya ketilang razia motor sepeserpun saya gak bawa uang dan kakak saya membantu mengurusi tilangan padahal kakak saya gak punya uang dan terpaksa dia pinjem kekantor. Hih jadi terharu sendiri…

Ke Boyolali…

Jumat Pagi dimagelang sangat menyenangkan, udara sejuk tanpa polusi dan tidak seperti dijakarta. Rasanya pengen mbungkus udara dimagelang lalu saya bawa ke tangerang untuk dijadikan oleh-oleh disana, tapi mustahil. Saya bersiap-siap untuk melanjutkan perjalanan ke boyolali sama bapak, jarak magelang boyolali cukup jauh rencana mau lewat jogja tapi gak jadi karena bapak saya pengen memperkenalkan panorama lereng gunung merapi yang konon indah banget.



Perbatasan Magelang dan Boyolali, yaitu selo (seingetnya namanya itu..). Perjalanan menuju boyolali bisa dibilang tidak membosankan, sedikit kendaraan yang lewat paling cuma motor dan mobil kol buka, sesekali ada kuda yang lagi digembala atau kudanya dituntun sambil bawa rumput, iya disana masih banyak juga yang memelihara kuda.

Sungai putih sepanjang jalan sebelah kanan tampak eksotis dan mengagumkan karena sungainya segaris putih sampai ke pucuk Gunung Merapi, dibeberapa bagian tertentu sungai kadang ada truk-truk beserta para penambang pasir, jangan heran terkadang merekalah yang sesekali menjadi bahan berita media disaat Banjir Lahar Dingin datang dan memakan korban walaupun kita semua tidak mengharapkan itu.


Pemandangan dua Gunung yang tampak akrab sejak jaman purba yaitu Merbabu dan Merapi semakin membuat perjalanan bersepeda motor ini sangat menyenangkan. Jalan yang saya lewati ini seperti membelah dua gunung itu melewati di tengah-tengahnya ditambah lagi dengan udara dingin, sejuk dan terik matahari yang berasa hangat-hangat empuk membuat serasa kepala tidak ada beban hidup, amazing!

Apalagi saat melewati perbatasan dan memasuki kabupaten boyolai, yaitu jalan yang turun dan berkelok dan pemandangan Boyolali tampak datar dari atas semakin saya tidak mau cepat-cepat mengendarai motor, saya dan bapak saya terpaksa harus turun dari motor dan berphoto-photo ria.




Pukul 10-an saya sampai dirumah sodara saya, kakak kedua. Lokasi kontrakan kaka saya tidak jauh dari Stadion Pandan Arang Boyolali. Udara di kota boyolali lumayan panas menurut saya, tapi sepanas-panasnya disini masih mending udaranya masih bersih daripada panasnya kota metropolis yang bercampur polusi.

Bapak tampak senang dan gembira bercampur haru ketemu cucu keduanya yang masih berumur hampir dua tahun itu, namanya si Arif Saputra. Maklum, bapak saya sudah lama gak bertemu sama cucunya ini. Saya sebagai Om (cieee udah tue aje lu!) juga terharu biru karena ini si arif adalah ponakan saya yang kedua setelah risa anak dari kakak pertema saya dan saya lebih terharu lagi karena saya belum ada calon istri buat ngasih cucu ke bapak saya Halah Jturhat!  -,,-


Siang setelah shalat jumat saya, bapak dan keluarga kecil kakak saya makan siang, lagi-lagi ada canda gurau dari si arif yang tampak polos menjatuhkan barang-barang yang dia pegang, yah namanya juga anak kecil. Tapi justru moment-moment seperti inilah yang berkesan, ada tawa lepas bersama tanpa direkayasa…


Sebelum jam tiga sore saya dan bapak melanjutkan perjalanan pulang, tapi saya suda bilang ke bapak kalau saya mau mampir ke Jogja dan esoknya langsung take off ke Jakarta (ha elah bahasanya pakek take off, gayii!) Perjanan pulang gak melewati perbatasan selo lagi tapi ke arah Klaten dan masuk ke perbatasan Jogja. Sempat melihat Pabrik Gula jaman colonial belanda diklaten dan diperbatasan juga melewati Candi Prambanan, gak sempet photo-photo lawong udah sore takut bapak saya kemalaman sampai di Magelang.

Tepat di bawah fly over lempuyangan Jogja saya turun dan bapak melanjutkan perjalanan pulang ke Magelang, saya sms teman saya  si wuri untuk menjemput saya. Seperti kawan lama tak bertemu, kami hanya cengengas-cengengesan, “Piye kabar, dab!” sapaan biasa kami saat kali bertemu. Sejak terakhir saya di Jogja dan memutuskan untuk kerja dan kuliah di tangerang saya baru kali itu bertemu si wuri, kurang lebih 1 tahun lebih, haha.

Karena saya gak bakal lama dijogja dan hanya menginap semalam dirumahnya wuri saya request jalan-jalan menelusuri kota Jogja dimalam hari sambil cari-cari kuliner baru disana, Jogja malam itu keren abis!

Kota terakhir TRIP di Jogja….

Bersambung di “Mak, Mbojo!” (Magelang-Boyolali-Jogja) Part II …..

-Cuplikan –

….ternyata nongkrong di titik nol jogja asik juga ya, apalagi ada…

…..komunitas sepeda ini boleh juga, bisa ratusan pesepeda muda-mudi berkumpul di tugu jogja, ivent ini biasa disebut JLFR …

…oseng-oseng mercon-nya rasanya seperti….

9 komentar:

  1. ajibbe..... kirain mas tom mau embojo :D

    BalasHapus
  2. Balasan
    1. wid: ho'oh ya'e, dadi opo-opo dikaitke ambek unsur2 mbojo... :|

      Hapus
  3. wahahah, nonton wong mbojo sek tom, sopo ngerti malah entuk mbojooo~ *eh :o

    BalasHapus
    Balasan
    1. belajar sik, ben pantes mapan ning kursi pelaminan, heuheu :|

      Hapus
  4. wo'ow arek Kajoran to? salam dari cah Merapi! (Tangerang nengdi Mas?)

    BalasHapus
    Balasan
    1. lah mas nanang, aku tomi, biyen pernah ketemu njenengan ning ultah dblogger ke-2 gandaria city.
      pamulang mas. njenengan juga ning tangerang?

      Hapus
  5. sekaang sudah tercapai ya "mbojonya" :D :).

    BalasHapus