Sabtu, 28 Desember 2013

Filled Under:

Salak Pondoh Srumbung di Kediaman Sang Nanang

21.01

Kamis lalu saya baru saja kerumah sesepuh Pendekat Tidar, Mas Nanang, di daerah Alam Sutera, Tangerang. Bukan menghadiri acara kopdar agung melainkan ada selametan Aqiqah-an anak keduanya mas nanang. Kopdar Bala Tidar Agung sebenarnya sudah dari kemarin-kemarin saar acara Blogger Nusantara di Joglo Abang dan dewa wisata Tembi Jogjakarta. Sayangnya saya saat itu tidak bisa ikut kumpul-kumpul karena ada beberapa halangan yang mengharuskan saya ninggalin joglo abang lebih cepat. Alhasil saya tidak mendapat kesempatan ngobrol lebih lama sama bala tidar disana.

Nah kesempatan kali ini saya bisa ketemu mas nanang dan bisa ngobrol ngalor-ngidul, maklum saya masih enggal (newbi) di barisan bala tidar, jadi perlu silaturahmi biar lebih akrab.

Ada hal-hal kecil saat saya tiba di rumah mas nanang, bukan hal soal – saya kepingin punya anak seperti mas nanang, pingin sih iya tapi kan calon istri belum punya? (judule malah jturhat) – tapi ada sebuah atau sebutir apalah sebutannya itu yang bikinn saya rindu dengan kota Magelang, yakni Buah Salak Pondoh asli Srumbung Magelang. Yeiy!

bentuknya seperti inil kurang lebihnya

Jangan bilang salak asli srumbung kecut dan sepet (sepat) kalau anda belum bisa memilih mana salak pondoh yang asli dan mana salak pondoh yang palsu (yang palsu dari plastik kalleee). Salak pondoh asli srumbung ini manis dan seger (segar), walaupun bentuknya yang kecil dan imut tapi salak srumbung ini mempunyai cita rasa salak yang berbeda dengan salak yang ada di jawa barat, gunung salak (krik..krik..).

Saat memamah (mengunyah – javapedia) salak srumbung ini ada suara kriuk-kriuk dimulut dan setiap kriuknya itu ada rasa manis yang tak terlalu manis atau bisa dikatakan manis yang gak bikin eneg dan ada rasa segarnya juga (hiperbola gak sih ini?). Sambil makan buah salak saya sedikit ngobrol dengan ayahnya mas nanang soal salak ini, bahwa salak yang sedang saya makan ini adalah hasil tanamannya sendiri di kebun beliau, katanya perawatan menanam salak srumbung itu ndak boleh asal-asalan harus ekstra rajin merawat agar salak saat dipanen hasilnya sempurna. Fyi, daerah Srumbung Magelang ini memang salah satu kawasan penghasil salak pondoh yang enak, sampai dipelataran rumah warganya pun mereka tanami salak pondoh.

Inilah yang bikin saya jadi kangen pulang ke magelang, tapi yang namanya anak perantauan apalagi masih bujang yang selalu memikirkan masa depan (masa depan kapan rabine) tentu tidak seenaknya bolak-balik kampung karena (BIAYANYA BROH, MAHAL)...

oh iya, karena postingan ini intinya adalah menghadiri acara aqiqah-an mas nanang, saya mau ngucapin selamat kepada Mas Nanang atas kelahiran anaknya yang kedua, yang diberi nama “Nadya Narindra Ayudyaningrum” semoga menjadi anak yang shalehah, berbakti kepada kedua orang tua dan semoga saya lekas dipertemukan jodoh saya, njuk ndang rabi njuk ndang duwe anak pitu ayu-ayu tur ganteng-ganteng...

Jam dindingnya menunjukkan pukul 16:50

Doa, Shalawat dan potong rambut

Bersama keluarga mas nanang, paling kanan ayahnya mas nanang dan yang paling depan yang motoin


Matur suwun... *pulang bawa 2 berkat*

6 komentar:

  1. Curiga ki, lek-lek bali ngomah sisan nggondol salak'e sak dompol, wah, mas nanang bangkrut ki, wkwkwkwkw

    BalasHapus
  2. nah....suk kudu tekan Srumbung tenanan, tak kon manen salak tenan wis! ngunduh dewe, sak mbleneke!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah, tomi nek ditawani malah njuk tuman mas... mending ojo ditawani.. wkwkwk

      Hapus
    2. mas nanang: waiki... tep kudu aku iya-in. hahahha

      Hapus
  3. oh.. jojoba toh. hihihi,
    ayo tomi cepetan punya anak
    *salahfokus :D

    BalasHapus