Kamis lalu saya baru saja kerumah
sesepuh Pendekat Tidar, Mas Nanang, di daerah Alam Sutera, Tangerang.
Bukan menghadiri acara kopdar agung melainkan ada selametan Aqiqah-an
anak keduanya mas nanang. Kopdar Bala Tidar Agung sebenarnya sudah
dari kemarin-kemarin saar acara Blogger Nusantara di Joglo Abang dan
dewa wisata Tembi Jogjakarta. Sayangnya saya saat itu tidak bisa ikut
kumpul-kumpul karena ada beberapa halangan yang mengharuskan saya
ninggalin joglo abang lebih cepat. Alhasil saya tidak mendapat
kesempatan ngobrol lebih lama sama bala tidar disana.
Nah kesempatan kali ini saya bisa
ketemu mas nanang dan bisa ngobrol ngalor-ngidul, maklum saya masih
enggal (newbi) di barisan
bala tidar, jadi perlu silaturahmi biar lebih akrab.
Ada hal-hal kecil
saat saya tiba di rumah mas nanang, bukan hal soal – saya kepingin
punya anak seperti mas nanang, pingin sih iya tapi kan calon istri
belum punya? (judule malah jturhat) – tapi ada sebuah atau
sebutir apalah sebutannya itu yang bikinn saya rindu dengan kota
Magelang, yakni Buah Salak Pondoh asli Srumbung Magelang. Yeiy!
bentuknya seperti inil kurang lebihnya |
Jangan bilang salak
asli srumbung kecut dan sepet (sepat) kalau anda belum bisa memilih
mana salak pondoh yang asli dan mana salak pondoh yang palsu (yang
palsu dari plastik kalleee). Salak pondoh asli srumbung ini manis dan
seger (segar), walaupun bentuknya yang kecil dan imut tapi salak
srumbung ini mempunyai cita rasa salak yang berbeda dengan salak yang
ada di jawa barat, gunung salak (krik..krik..).
Saat memamah
(mengunyah – javapedia) salak srumbung ini ada suara kriuk-kriuk
dimulut dan setiap kriuknya itu ada rasa manis yang tak terlalu manis
atau bisa dikatakan manis yang gak bikin eneg dan ada rasa segarnya
juga (hiperbola gak sih ini?). Sambil makan buah salak saya sedikit
ngobrol dengan ayahnya mas nanang soal salak ini, bahwa salak yang
sedang saya makan ini adalah hasil tanamannya sendiri di kebun
beliau, katanya perawatan menanam salak srumbung itu ndak boleh
asal-asalan harus ekstra rajin merawat agar salak saat dipanen
hasilnya sempurna. Fyi, daerah Srumbung Magelang ini memang salah
satu kawasan penghasil salak pondoh yang enak, sampai dipelataran
rumah warganya pun mereka tanami salak pondoh.
Inilah yang bikin
saya jadi kangen pulang ke magelang, tapi yang namanya anak
perantauan apalagi masih bujang yang selalu memikirkan masa depan
(masa depan kapan rabine) tentu tidak seenaknya bolak-balik kampung
karena (BIAYANYA BROH, MAHAL)...
oh iya, karena
postingan ini intinya adalah menghadiri acara aqiqah-an mas nanang,
saya mau ngucapin selamat kepada Mas Nanang atas kelahiran anaknya
yang kedua, yang diberi nama “Nadya Narindra Ayudyaningrum” semoga menjadi anak yang
shalehah, berbakti kepada kedua orang tua dan semoga saya lekas dipertemukan jodoh saya, njuk ndang rabi njuk ndang duwe anak pitu ayu-ayu tur ganteng-ganteng...
Jam dindingnya menunjukkan pukul 16:50 |
Doa, Shalawat dan potong rambut |
Bersama keluarga mas nanang, paling kanan ayahnya mas nanang dan yang paling depan yang motoin |
Matur suwun...
*pulang bawa 2 berkat*
Curiga ki, lek-lek bali ngomah sisan nggondol salak'e sak dompol, wah, mas nanang bangkrut ki, wkwkwkwkw
BalasHapusnah....suk kudu tekan Srumbung tenanan, tak kon manen salak tenan wis! ngunduh dewe, sak mbleneke!
BalasHapusWah, tomi nek ditawani malah njuk tuman mas... mending ojo ditawani.. wkwkwk
Hapuswuaasyeeemm
Hapusmas nanang: waiki... tep kudu aku iya-in. hahahha
Hapusoh.. jojoba toh. hihihi,
BalasHapusayo tomi cepetan punya anak
*salahfokus :D