Selasa, 18 Maret 2014

Filled Under:

#TripcinTA : Doa Ibu Untuk Ibu

00.00

Malam itu dipangkuan seorang wanita yang mulai menua dan sebagian rambut yang sudah memutih, sengaja kepalaku berlama-lama menikmati lagi kasih seorang ibu yang terakhir aku rasakan sewaktu masih balita. Sengaja aku meletakkan tangan beliau dikepalaku, selain aku suka diusap kepala kadang aku merasa usapan ibu bisa menghilangkan rasa pusing dikepala.

Sedari mengusap kepala, aku bilang sesuatu ke ibu;

"mak, nyuwun dungo lan restunipun, dalem saget lulus semester niki"
"yoo. Mak dungak’ke.."
"mugo-mugo, semester niki saget lulus kuliah-ipun lan angsal nilai sahe.. mak”
“iyoo. emak dungak’ke lancar segalane. Ndang lulus, emak juga pingin ndang boyong ngumah.. emak arep ngaji gawe sangu mbesuk yen sampun dipundut Pangeran.."
"hhhh…"

Mendengar jawaban beliau saya sedikit terbebani karena disemester tua ini saya harus menyelesaikan sekolah saya sesuai target dan jawaban beliau yang sangat nrenyuh (menyentuh) hati. Tapi, saya akan lebih terbebani lagi jikalau saya tidak bisa mewujudkan impian mamak (panggilan kesayangan saya ke ibu) untuk lekas boyong ke rumah. Sebagai anak ragil saya sadar, mamak dan bapak saya sudah mulai menua dan tulangnya pun tak lagi muda, sudah sejak tahun 70an dan 90an kedua orang tua melalangbuana dikota ganas seindonesia ini, jakarta. 

Sudah saatnya beliau pensiun dan menikmati masa tua di kampung halaman, magelang. Saya juga sudah tidak tega beliau ada dijakarta, pekerjaan yang sangat berat menjadi salahsatu alasan saya tidak tega, beliau bekerja berangkat pukul 7 pagi dan pulang pukul 10 malam, tak ada hari libur dalam satu minggu, kalaupun libur itupun hanya sebulan sekali. 

Setiap hari sehabis saya pulang kuliah pukul 10 malam, saya selalu sempatkan bercanda dan bermanja-manja dengannya, selalu dan selalu, karena menyapa dan tatap muka dengan mamak dalam sehari tak lebih dari 2 jam, saya hanya tak ingin menyia-nyiakan waktu. Apalagi semester ini beliau harus pulang kekampung halaman. 4 tahun begitu cepat. ya, apalah arti 4 tahun itu buat saya. rasanya belum tercukupi kangen saya selama 12 tahun yang tak pernah disisi beliau langsung. 

Saya harus memendam ego saya mengulur-ulur keinginan beliau yang ingin lekas dikampung halaman, melakukan berbagai aktivitas seperti;  mengaji selapanan, kesawah, memelihara ayam dan bebek, dan kebiasaan-kebiasaan beliau layaknya orang didesa.  

Rasanya tak pantas saya  merengek-rengek atas ego saya, mungkin pantas kalau rengekan saya itu 12 tahun lalu, bahkan merengek minta tambahan uang jajan pun masih dianggap pantas. tapi sekarang sudah berbeda, kondisi pun sudah lain. Tanpa bilang ke saya beliau seakan sudah merengek ke anaknya untuk menggantikan peran kehidupan. Dan saya harus sudah siap dengan kondisi seperti ini, sampai beliau sepuh sesepuh sepuhnya. Apapun yang diminta beliau inysallah saya turuti. Saya tulang punggung beliau.

Termasuk mempercepat kelulusan disemester ini.  Saya rasa beliau akan bahagia, karena mustaka toga yang kelak dipakai dikepala saya adalah salah satu keinginan besar beliau di tahun ini. 

Tapi..

Sampai tulisan ini dipublish, Bab I untuk proposal skripsi belum juga diketik, jangankan bab I, Judul saja belum dirangkai. Padahal DL proposal adalah tanggal 29 maret 2014…

Tapi, jangan khawatir mak. Dengan mengucap Bismillah dan doa restumu, saya siap membahagiakan mamak.. :’)

1 komentar: