Beberapa waktu yang lalu saya bersama teman-teman
jalan-jalan di salah satu mal yang berkonsep outdoor, mal the breeze
namanya. Malnya asik kalau buat kongkow.
tenant-tenantnya juga unik dan terkesan eksklusif. Salah satunya tenant yang
menyediakan makanan jepang, yakni Ootoya
Japanese Restaurant.
Sebelum masuk, saya sempat berfikir kalau makanan semacam
sushi dan kawan-kawannya di ootoya harganya pasti mahal-mahal, walaupun isi dompet saya
cukup untuk membayar tapi saya yakin dihari berikutnya saya tak bisa makan
apa-apa, tapi apalah daya orang saya hanya diajak makan, dimana hukum alamnya
“barang siapa yang ngajak makan dia yang bayarin”. Jadi, masuk ke ootoya cuma
bawa badan dan perut lapar.
Pertama kali masuk ke restonya mata saya langsung nyaman
memandang setiap sudut ruangan. Sangat jepang sekali. Perpaduan sedemikian rupa
dari warna coklat, hitam dan putih tampak menyederhanakan ruangan tapi tidak
meninggalkan kesan mewah karena kebersihan seisi resto. Jepang juga identik dengan
susunan ruangannya (entah rumah mereka atau kedai sushi) yang rapi dan simple,
keidentikan ini ada di setiap sudut dan penataan meja kursi Ootoya.
Perut sudah lapar, rasanya pengen cepat-cepat ngerasain
sushi dan kawan-kawannya. Kata temen saya yang sering kesini (lebih tepatnya
yang ngajak makan) semua masakan di Ootoya, mulai dari cara pengolahan ikan salmonnya
sampai saos, miso shiru dan wasabi, asli jepang banget. Entahlah, asli jepang banget itu
seperti apa, karena jangankan lidah, badan saya aja belum pernah masuk ke
resto-resto di negara jepang sana. Tapi kalau makan sushi mainstream macam di
food court – food court gitu pernah sih.
Oleh pelayan, kami disodorkan buku menu makanan dan minuman.
dibuku menunya terpampang jelas dan detail gambar-gambar makanan semacam Miso
Chicken Katsu, Seafood Kimuchi Nabe, Salmon Mizorean, dan sushi yang bikin
lidah jadi kemecher.
Karena saya jadi bingung, saya memesan minuman terlebih
dahulu, apalagi kalau bukan green teanya jepang yang terkenal itu. Sembari
menunggu tehnya datang, saya memilih makanannya lagi, tak satupun nama makanan
yang saya kenali kecuali nama diatas yang saya sebutkan tadi (itu aja saya tahu
setelah lihat di buku menunya. Haha), paling cuma sushi yang saya kenal, udah.
Karena sushi adalah kata pertama yang muncul di otak saya
saat pertama kali disodorkan buku menu makanannya, maka saya coba cari-cari
sushi di buku menunya. Dan ketemulah satu sushi yang bikin lidah saya
penasaran, yakni Aburi Salmon Roll.
Sekarang tinggal makanan besarnya. Tanpa babibu saya menunjuk satu nama masakan jepang, Yakni Hokke.
Green tea.
Tidak seperti green tea sasetan, green tea ootoya rasanya segar dan sepet tapi tidak berlebihan. Aromanya
tidak wangi semerbak seperti halnya teh-teh di Indonesia. Tapi entah kenapa
saya justru ketagihan.
Walaupun teh nya cuma sedikit, jangan sungkan-sungkan untuk
segera menghabiskan karena pelanggan sangat diperbolehkan menambah tehnya.
Sushi Aburi Salmon Roll.
Dalam satu porsi terdapat 6 sushi, warnanya sangat menarik. Irisan
tipis salmon merah muda membaluti nasinya, dan didalam nasinya terdapat
berbagai isi layaknya sushi-sushi jepang, tapi jangan salah, ada salah satu isi
sushi yang menarik untuk diketahui, yakni telur salmon yang berwarna orange,
coba lihat baik-baik gambar diatas.
Telur salmonnya enak. Di lidah itu seperti ada krenyel-krenyel dan jika telurnya pecah maka ada rasa sensasi chaos yang bikin
ketagihan.
Jangan takut kuatir amis, karena sushi di ootoya sudah
diolah sedemikian rupa. Kalau memang belum yakin, coba makan sushinya dengan
kecap asin yang sudah disediakan. Tapi jangan banyak-banyak, kecap asinnya
sangat-sangat asin lho, suwer. Daaan, kalau mau bikin shock terapi lidah dan
seisi mulut termasuk rongga hidungnya, cobalah sesekali taburi sushinya dengan Wasabi. Kalau di jepang, wasabi itu
sambalnya, terbuat dari tanaman wasabi
asli jepang dari jenis kubis-kubisan, dia punya ciri khas rasa yang menyengat. saya saranin jangan
banyak-banyak kalau tidak mau lidah seperti bolong, hidungnya sengir, dan
keluar air dari mata. Tapi jujur, wasabi bikin ketagihan!
Hokke
Ketika satu paket hokke datang tepat didepan mata, ikan
hokke bakarnya sudah ngawe-ngawe ingin
lekas dicabik-cabik dan dimasukkan ke dalam mulut. Tekstur Ikan hokke ini lembut
di lidah, gurih dan memiliki kelembapan yang tepat.
Selain hokke ada beberapa makanan lainnya dalam satu paket
hokke, seperti miso shiru, yakni sop
miso yang didalamnya ada sayuran dan tahu, saya saranin sop ini dimakan
terlebih dulu selagi hangat, karena kalau sudah dingin jelas kurang sedap. Ada juga,
acar lobak. Kalau saya sendiri acar lobaknya tidak terlalu suka.
Over all, masakan jepang sangat berbeda sekali dengan
masakan Indonesia. Masakan jepang itu simpel alias tidak banyak bumbu. Atau kalau
boleh saya bilang, ikan digarami saja sudah enak dimakan bukan karena ‘prihatin’
tapi memang kuliner disana tidak ribet.
‘tresno jalaran saka kulino’, cinta datang karena terbiasa. Kemungkinan besar saya ingin nyoba-nyoba lagi makanan khas jepang lainnya biar lidah ini terbiasa masakan jepang dan mencintainya. Apalagi makanan di ootoya, benar kata temanku, resto yang berdiri sejak 1958 ini sangat menjaga kualitas dan keontetikan masakan jepang.
Green tea: Rp. 11
Aburi Salmon Roll: Rp. 79
Hokke: Rp. 163
Alamat: The Breeze – BSD City, Tangerang, Indonesia
Buka: Setiap hari, selama mallnya belum ditutup
ISH! Aku jadi kepengen makan sushi tau! Tanggung jawab kamuh!
BalasHapusalhamdulillah, downline an ku nambah :)) ;D
HapusMantap sekali hokkenya, gede banget, puas kayanya makan hokkenya , salam kenal
BalasHapusyang gede yang mantap :v
Hapussalam kenal juga mas :)
Tapi, kak! Setauku green tea yg asli justru yg sepet kak. Kalau kurang sepet berarti airnya kebanyakan :P IMHO^^
BalasHapusMungkin memang disana sengaja tdk di-sepet-in, alias dibanyakin airnya, haha.
HapusKalo soal asli gaknya, sekelas ootoya bisa diandalkan keasliannya. Makasih kak udah mampir :)
Ya ampun baru pertama kali main kesini dan udah sukses dibikin mupeng. T.T
BalasHapusSalam kenal ya. \:D/
hahaha apalagi saya mba :)
Hapussuwun, udah mampir :)
Engga cuma perempuannya ya, makanan jepang juga menggoda hahaha
BalasHapusaw aw aw aw :3
HapusIni ada label 'Halal' MUI po ra, Mas?
BalasHapusBumbunya biasanya kan khas ada campuran sake atau sortening.
@nuzululpunya
kalau ootoya di indonesia insyaallah halal mas, soal label saya gak nemu di piring apa di tembok2nya hehehe
Hapushokke sama sushinya gak banyak bumbu soalnya.. :D